Jika Anda terbiasa dengan tomat supermarket, mungkin Anda belum menyadari kalau selera Anda tanpa disadari kalah dengan yang pernah dinikmati kakek nenek buyut Anda.
Harry Klee, seorang profesor ilmu hortikultura di University of Florida, sedang meneliti untuk mengidentifikasi unsur kimia utama yang telah memberikan rasa pada tomat, dengan tujuan untuk menghasilkan rasa seperti 100 tahun yang lalu, lapor Phys.org.
"Kami hanya memperbaiki apa yang telah rusak selama setengah abad terakhir, supaya rasanya kembali seperti seabad yang lalu." kata Klee dalam MNN (14/05).
Foto: Istimewa
|
"Kita bisa membuat tomat di supermarket terasa lebih enak," ujarnya.
Klee menjelaskan bahwa ia tidak tertarik pada modifikasi genetika. Dirinya ingin menggunakan metodologi genetika klasik, untuk mengembalikan rasa tomat dengan membiakkannya melalui cara kuno. Tetapi ia harus mengidentifikasi dengan tepat terlebih dahulu cita rasa apa yang telah berubah.
Tim Klee melihat pada dasar kimiawi, saat indra penciuman Anda bekerja ketika sedang mencicipi tomat. Tim menganalisis genetika di balik produksi zat kimia ini dan mampu mengidentifikasi beberapa alel atau variasi genetik yang secara tidak sengaja dibiakkan dari banyak varietas tomat modern yang ternyata berfungsi untuk mengontrol rasa.
"Kami ingin mengidentifikasi mengapa varietas tomat modern kekurangan bahan kimia rasa," kata Klee. "Itu karena mereka telah kehilangan alel yang lebih diinginkan dari sejumlah gen."
Foto: iStock
|
Penelitian tahun 2017 dalam Journal Science, memanfaatkan studi penilaian genom secara luas untuk memetakan gen kunci yang berperan, ini seharusnya memungkinkan untuk fokus pada sifat-sifat ini dan secara efisien menunjukkannya dalam program pemuliaan tanaman.
Karena Klee tidak ingin menempuh jalur modifikasi genetika, diperkiraan kalau melakukan pemuliaan tanaman ini membutuhkan waktu sekitar tiga sampai empat tahun untuk mengembalikan rasa tomat.
Akhirnya, Klee bergabung dengan tim peneliti internasional yang dipimpin oleh Zhangjun Fei, ahli genetika tanaman di Universitas Cornell di Ithaca, New York, dan James Giovannoni, seorang ahli biologi molekuler di Cornell dan seorang ilmuwan USDA.
Pada tahun 2019, tim ini sudah menggali lebih dalam tentang genetika tomat modern yang hilang, menciptakan pan genome untuk 725 varietas tomat. Kelompok ini menerbitkan hasil penemuan mereka di Nature Genetics pada Mei 2019.
Pan genom, ialah seluruh set gen dari semua strain yang membuatnya lebih mudah untuk memisahkan genom inti dari genom variabel. Mereka membandingkan data ini dengan genom referensi.
Apa yang mereka temukan memperkuat teori Klee, mengungkapkan hampir 5.000 gen yang hilang pada tomat, sehingga hal ini menjelaskan mengapa tomat yang dibeli di supermarket itu hampir semuanya tidak segar.
Foto: iStock
|
Kemudian mereka mempersempit fokus mereka ke gen spesifik yang disebut TomLoxC. TomLoxC dikenal untuk mengontrol warna, tetapi juga bisa menjadi penyumbang utama rasa. Dan seperti yang dilaporkan Discovery dalam liputan penelitiannya, bahwa gen rasa bisa kembali namun perlahan tapi pasti.
Versi langka TomLoxCused dulu hanya ada di sekitar 2 persen varietas tomat. Tetapi dalam beberapa tahun terakhir, ketika pemuliaan tanaman lebih berfokus pada rasa, semakin banyak varietas tomat modern memiliki gen.
Saat ini, sekitar 7 persen tomat memiliki gen rasa tersebut, artinya rasa pada tomat akan kembali semula dalam beberapa tahun kedepan.
Baca Juga: Youtuber Ini Coba Diet Aneh, Hanya Makan Tomat Selama Seminggu (lus/lus)
Dibandingkan Sekarang, Tomat 100 Tahun Lalu Rasanya Lebih Enak
Baca Selanjutnya
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Dibandingkan Sekarang, Tomat 100 Tahun Lalu Rasanya Lebih Enak"
Post a Comment