Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, berkunjung ke tradisi syawalan yang digelar di Kota Pekalongan, Rabu (12/06) . Ada dua tradisi syawalan di kota Pekalongan yang dikunjungi Ganjar Pranowo yakni balon udara dan kue lupis raksasa. Ganjar menekankan ada filosofi dari tradisi syawalan kue lupis raksasa yang perlu diketahui Bangsa Indonesia.
"Filosofinya karena masyarakat persatuannya tinggi. Yang menarik tradisi masyarakat ini kerjasama dan bergotong royong serta spirit berbagi," kata Ganjar.
![]() |
"Dan spirit berbagi karena yang menikmati bukan warga Krapyak tapi masyarakat luar. Merelakan, mengiklaskan. Mengiklaskan sesuatu yang luar biasa.Maka hari ini Bangsa Indonesia perlu belajar dari lupis yang ada di Krapak Kota Pekalongan," jelas Ganjar.
Menurut Ganjar ada alasannya dirinya menekankan hal tersebut. Masyarakat di Krapyak dikatakan masyarakat yang rukun, kuat, tidak mudah terpecah belah.
"Rukun, tidak bisa terpecah belah, lalu mengiklaskan diri. Iklas diberikan pada orang (lupis) ," kata Ganjar.
Ganjar menyinggung terkait kata iklas, kebersamaan dan rasa persatuan serta kesatuan dihubungkan dengan proses demokrasi yang baru dilakukan Bangsa Indonesia.
"Maka kemarin ada demokrasi, ada pemilihan yang berbeda, maka iklaskanlah. Ada pilpres berbeda, maka iklaskanlah, karena sudah menjadi pilihan, mari kita belajar itu," tegasnya.
Sementara itu sebelumnya, Tradisi Lupisan dalam menyambut perayaan Syawalan di Krapyak Kota Pekalongan, Rabu (12/6) pagi dihadiri Gubernur Ganjar Pranowo. Kue lupis raksasa di Krapyak Kidul Gang 8 ini dengan berat 1,6 Ton. Sedangkan di Krapyak Lor Gang 1 seberat 1,75 Ton.
Alam kesempatan tersebut Ganjar melakukan pemotongan Lopis raksasa didampingi Walikota Pekalongan H. M. Saelany Machfudz, Wakil Walikota Pekalongan, H. A. Afzan Arslan Djunaid.
![]() |
Usai resmi dibuka oleh Gubernur Jawa Tengah, pengunjung pun langsung berebut mendapatkan potongan lopis yang dibagikan oleh panitia.
Tidak hanya pengunjung dari Kota Pekalongan saja, melainkan pengunjung dari luar daerah pun rela berdesak-desakan untuk mendapatkan potongan lopis tersebut.
Walikota Pekalongan, H. M Saelany Machfudz mengatakan bahwa tradisi syawalan ini merupakan tradisi turun temurun di Kota Pekalongan yang akan terus dilestarikan. Acara tersebut merupakan salah satu destinasi wisata tersendiri di Kota Pekalongan.
"Tradisi ini akan terus kami lestarikan, dan acara ini kami jadikan destinasi wisata tersendiri di Kota Pekalongan, yang akan terus kami promisikan agar menarik wisatawan dari dari luar daerah," kata Walikota. (lus/odi)
Ganjar Soal Lupis Pekalongan: Bangsa Indonesi Perlu Belajar Ini
Baca Selanjutnya
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Ganjar Soal Lupis Pekalongan: Bangsa Indonesi Perlu Belajar Ini"
Post a Comment