Search

Kopi Robusta Bantarkawung Kini Semakin Populer, Apa Istimewanya?

Jawa Tengah - Kopi robusta dari kawasan Brebes ini kini mulai dilirik pasar. Ini karena 3 jenis kopi robusta di daerah ini punya karakter rasa yang sangat unik.

Sebuah kawasan perbukitan di wilayah Kecamatan Bantarkawung, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, merupakan daerah penghasil kopi. Keberadaan tanaman kopi di kawasan ini sudah ada sejak puluhan tahun lalu. Hanya saja, saat itu belum dikelola secara benar.

Kawasan pegunungan ini memiliki jenis tanaman kopi yang memiliki cita rasa berbeda satu sama lain. Pegunungan di Brebes bagian selatan ini sudah lama dikenal sebagai penghasil kopi robusta.

Kopi Robusta Bantarkawung Kini Semakin Populer, Apa Istimewanya?Foto: Imam Suripto/ dok. detikFood

Ada tiga produk kopi yang dihasilkan dari kecamamatan Bantarkawung. Kopi Alam Segara dari Desa Sindangwangi, Kopi Baribis dari Gunung Baribis dan kopi Mayana dari Desa Legok.
Tanaman kopi di wilayah ini, menurut Camat Bantarkawung, Eko Supriyanto, sudah ada sejak lama. Tanaman itu tumbuh liar di tanah warga dan lahan Perhutani. Warga sekitar bahkan menganggap, tanaman ini bukanlah komoditas yang menguntungkan secara ekonomi.

Namun pandangan warga soal kopi ini berbalik 180 derajat sejak tren minum kopi merambah ke daerah daerah. Minum kopi saat ini hampir sudah menjadi tradisi masyarakat Indonesia.

Kopi Robusta Bantarkawung Kini Semakin Populer, Apa Istimewanya?Foto: Imam Suripto/ dok. detikFood

Baca Juga : Kopi Capar, Kopi Robusta Asal Brebes yang Beraroma Unik

Seiring meningkatnya minat warga terhadap kopi, makin banyak pula muncul kedai kopi baru. Keberadaan kedai kopi ini tidak lain untuk memanjakan para penikmat kopi.

Camat Bantarkawung menambahkan, untuk memberdayakan warga terutama petani kopi, pemerintah daerah telah mendorong pemerintah desa agar potensi desa terus dikembangkan. Tujuannya agar pengelolaan kopi ini lebih terarah.

"Hari ini saya undang para petani kopi. Kami kumpulkan untuk diberikan pengarahan agar mereka bisa mengelola kopi secara benar. Mulai dari merawat tanaman, panen mengolah kopi hingga roasting. Mudahm mudah mudahan, produk mereka bisa bersaing di pasaran," kata Eko Supriyanto, Rabu (20/11/2019) siang.

Diharapkan melalui pelatihan ini, petani bisa mengolah kopi asli Bantarkawung ini menjadi produk yang bisa diterima di pasaran. Apalagi kopi Bantarkawung ini memiliki aroma yang khas dan rasa pahitnya cukup sangat nendang.

Kopi Robusta Bantarkawung Kini Semakin Populer, Apa Istimewanya?Foto: Imam Suripto/ dok. detikFood

"Beda citarasa meski sama sama jenis kopi robusta. Kopi Bantarkawung tidak ada rasa asam sama sekali. Bener bener kopi pahit sejati," jelasnya.

Ditemui terpisah, Abdul Aziz, Ketua Kelompok Tani Kopi Desa Sindangwangi Bantarkawung mengatakan, potensi kopi di desanya sangat besar. Tanaman kopi robusta ini tersebar di hutan hutan dan ada pula di halaman rumah warga. Dalam setahun, hasil panen kopi ini mencapai 139 ton.

Agar menghasilkan rasa kopi yang khas, anggota kelompok tani ini dilatih pemrosesan sampai menjadi kopi siap jual. Selain itu, mereka dilatih untuk menangkar kopi sebagai upaya pengembangan bibit. Hanya saja, upaya ini masih terkendala minimnya peralatan seperti alat giling dan lainnya.

"Kopi Alam Segara asal Sindangwangi kami jual dengan kemasan 100 gram. Harga tiap ons 9100 gram) Rp 12 ribu," tegasnya

Ia optimis, kopi robusta Gunung Segara bisa bersaing di pasaran. Menurutnya kopi lokal Sindangwangi memiliki ciri khas rasa pahit yang kuat sehingga dapat memberikan sensasi berbeda bagi para penikmat kopi.

"Pahitnya benar benar kuat, dan terasa banget di lidah. Aroma wangi juga kuat, dibandingkan arabika," ucap Abdul Azis.

Baca Juga : Daun Kopi Juga Enak Diolah Jadi Teh dan Urap Kaya Khasiat

Simak Video "Mengenal Kopi ''Ospina'' Kopi Termahal di Dunia"
[Gambas:Video 20detik]
(raf/odi)

Let's block ads! (Why?)


Kopi Robusta Bantarkawung Kini Semakin Populer, Apa Istimewanya?
Baca Selanjutnya


Bagikan Berita Ini

0 Response to "Kopi Robusta Bantarkawung Kini Semakin Populer, Apa Istimewanya?"

Post a Comment

Powered by Blogger.